Kamis, 17 Desember 2015

BUDAYA ORGANISASI


A.  Budaya dan Fungsi Organisasi

Sweeney & McFarlin (2002: 334) mengemukakan bahwa budaya secara ideal mengkomunikasikan secara jelas pesan-pesan tentang bagaimana kita melakukan sesuatu atau bentindak, berperilaku di sekitar sini (“how we do things around here”). Dari pemikiran tersebut dijelaskan bahwa budaya memberikan arahan mengenai bagaimana seseorang harus berperilaku, berisikap, dan bertindak dalam sebuah organisasi. Kata ‘here’ lebih mengarah kepada suatu organisasi tertentu. Secara harfiah dapat diartikan sebagai pikiran, akal budi ataupun pola sikap , keyakinan dan perasaan tertentu yang mendasari pada tingkah laku seseorang didalam lingkungan masyarakat. Sedangkan organisasi adalah sebuah unit social sebagi tempat atau wadah yang terdiri dari sekumpulan orang dengan serangkaian tujuan agar mencapai tujuan tertentu.

Sehingga Budaya merupakan komunikasi yang dilakukan seseorang dalam bentuk pola sikap/tingkah laku/perbuatan dengan tujuan tertentu yang dilakukan seseorang dalam sebuh organisasi tertentu.
Dari beberapa penjelasan diatas akan terjadi sebuah budaya dalam organisasi. Berikut ini adalah skema terbentuknya budaya organisasi tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut ini.



Terbentuknya budaya organisasi sebagaimana dideskripsikan dalam gambar diatas. Berawal dari filsafat pendiri organisasi (mereka mempunyai visi mengenai bagaimana seharusnya organisasi itu) budaya asli diturunkan dari filsafat pendirinya yang kemudian berpengaruh terhadap kriteria yang digunakan dalam mempekerjakan anggota/karyawannya. Tindakan manajemen puncak juga mempunyai dampak besar dalam pembentukan budaya organisasi (melalui apa yang mereka katakan dan lakukan) dan seringkali menentukan iklim umum dari perilaku yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima. Bagaimana anggota/karyawan harus disosialisasikan akan tergantung baik pada tingkat sukses yang dicapai dalam mencocokan nilao-nilai anggota/karyawan baru dengan nilai-nilai organisasi dalam proses seleksi maupun pada prefensi manajemen puncak akan metode-metode sosialisasi.

Selain itu budaya organisasi memilik fungsi tersendiri didalam organisasi seperti perasaan identitas dan menambah komitmen organisasi, sebagai alat pengorganisasian anggota, menguatkan nilai-nilai dalam organisasi dan mengontrol perilaku para anggota, mendorong dan meningkatkan kinerja ekonomi serta sebagai penetu arah organisasi.


Adapun fungsi organisasi menurut beberapa ahli

Smircich dalam Kreitner dan Kinicki mengemukakan bahwa terdapat empat fungsi budaya organisasi, yaitu :
  1. Memberikan identitas organisasi kepada karyawannya, budaya organisasi membantu perusahaan dalam mengkomunikasikan visi, misi, dan serangkaian tujuan ynag menjadi identitas perusahaan kepada karyawannya.
  2. Memudahkan komitmen kolektif, merupakan sikap di mana karyawan merasa bangga menjadi bagian darinya.
  3. Mempromosikan stabilitas sistem sosial, mencerminkan taraf di mana lingkungan kerja dirasakan positif dan mendukung, dan konflik serta perubahan diatur dengan efektif.
  4. Membentuk perilaku dengan membantu mananjer merasakan keberadaannya, membantu karyawan memahami mengapa organisasi melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan bagaimana perusahaan bermaksud mencapai tujuan jangka panjangnya.
Menurut Robbins, budaya menjalankan sejumlah fungsi di dalam suatu organisasi. adapun fungsi budaya organisasi tersebut adalah :
  1. Budaya mempunyai peran menetapkan tapal batas, artinya budaya menciptakan pembeda yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain.
  2. Budaya memberikan rasa identitas ke anggota-anggota organisasi.
  3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri pribadi seseorang.
  4. Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial.
  5. Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan mekanisme pengendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan.

Budaya memiliki sejumlah fungsi dalam organisasi.
- Batas
Budaya berperan sebagai penentu batas-batas; artinya, budaya menciptakan perbedaan atau yang membuat unik suatu organisasi dan membedakannya dengan organisasi lainnya.

- Identitas
Budaya memuat rasa identitas suatu organisasi.

- Komitmen
Budaya memfasilitasi lahirnya komitmen terhadap sesuatu yang lebih besar daripada kepentingan individu.

- Stabilitas
Budaya meningkatkan stabilitas sistem sosial karena budaya adalah perekat sosial yang membantu menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar mengenai apa yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan karyawan.
 



B.  Perubahan dan Pengembangan Organisasi

      Faktor – Faktor Perubahan Organisasi

Faktor internal
Tujuan,strategi dan kebijakan organisasi, kegiatan, dan teknologi yang digunakan. Faktor-faktor intern yang mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi antara lain :
1.      Perubahan kebijaksanaan pimpinan
2.      Perubahan tujuan
3.      Pemekaran / perluasan wilayah operasi organisasi
4.      Volume kegiatan yang bertambah banyak
5.      Tingkat pengetahuan dan keterampilan dari para anggota organisasi
6.      Sikap dan perilaku dari para anggota organisasi
7.      Berbagai macam ketentuan atau peraturan baru yang berlaku dalam organisasi
8.      Problem hubungan antar anggota,
9.      Problem dalam proses kerja sama,
10.  Problem keuangan.

Faktor eksternal
Politik, pendidikan, ekonomi, sosial, kebudayaan, dan teknologi. Lingkungan ekstern adalah keseluruhan faktor yang ada di luar organisasi yang mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi. Lingkungan ekstern tidak hanya mempengaruhi organisasi tertentu, tetapi juga terhadap semua organisasi yang ada di masyarakat. Faktor – faktor yang termasuk dalam lingkungan ekstern cukup banyak, di antaranya adalah :
1.      Politik, meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan pemerintahan
2.      Hukum, meliputi semua ketentuan yang berlaku yang harus ditaati oleh setiap orang baik secara individu maupun secara kelompok
3.      Kebudayaan, meliputi kebudayaan material dan kebudayaan nonmaterial. Kebudayaan material mengenal berbagai macam alat dan barang-barang dengan cara kerja mekanis, elektris, atau elektronis, merupakan faktor yang berpengaruh cukup besar terhadap kehidupan organisasi.
4.      Teknologi, segenap hasil kemajuan dan teknik perkembangan industri peralatan modern. Teknologi meliputi tingkat pekembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang manufaktur, dan fasilitas-fasilitas lain serta mencakup kemampuan masyarakat untuk mengembangkan dan menerapkannya
5.      Sumber alam, meliputi segenap potensi sumber alam baik di darat, laut maupun udara, berupa tanah, air, energi, flora, fauna dan lain-lain termasuk pula geografi dan iklim.
6.      Demografi, meliputi sumber tenaga kerja yang tersedia dalam masyarakat, yang dapat diperinci menurut jenis kelamin, tingkat umur, jumlah dan bagaimana sistem penyebarannya.
7.      Sosiologi, ilmu tentang kehidupan manusia dalam lingkungan kelompok, atau ilmu tentang masyarakat.

Proses Pengembangan Organisasi

Pengembangan Organisasi merupakan modifikasi substantif atau perubahan pada beberapa bagian organisasi agar organisasi tersebut bisa berkembang dengan baik. Pengembangan organisasi tersebut dapat melibatkan hampir semua aspek dari organisasi, seperti jadwal pekerjaan, dasar untuk departementalisasi, rentang manajemen, mesin-mesin, rancangan organisasi, dan sebagainya. Adapun prosesnya yang dilakukan dalam organisasi antara lain:
1.      Mengadakan pengkajian.
2.      Mengadakan identifikasi.
3.      Menetapkan perubahan.
4.      Menentukan strategi.
5.      Melakukan evaluasi.

Alasan mendasar organisasi memerlukan perubahan adalah karena sesuatu yang relevan bagi organisasi telah berubah, atau akan berubah. Oleh sebab itu, organisasi tidak punya pilihan lain kecuali berubah juga. Perubahan ini terjadi karena adanya dorongan untuk berubah, yang berasal dari:
  1. Dorongan Eksternal
    Dorongan eksternal yang mendorong organisasi untuk mengadakan perubahan berasal dari lingkungan umum organisasi. Adanya aturan baru dalam produksi dan persaingan, politik, hukum baru, keputusan pengadilan, dan sebagainya akan mempengaruhi organisasi. Disamping itu, berbagai dimensi seperti teknologi, ekonomi dan sosiokultural juga mempengaruhi organisasi untuk melakukan perubahan.
  1. Dorongan Internal
    Pada dasarnya dorongan internal berasal dari dalam organisasi itu sendiri. Adanya revisi strategi organisasi oleh manajemen puncak, akan menghasilkan perubahan organisasi. Dorongan internal lainnya mungkin direfleksikan oleh dorongan eksternal. Misalnya, sikap pekerja terhadap pekerjaannya akan bergeser, seiring bergesernya nilai sosiokultural. Akibatnya mereka menuntut suatu perubahan dalam jam kerja, atau perubahan kondisi kerja.


C.  Perencanaan Strategi Organisasi
Perencanaan Strategis ( Strategic Planning ) adalah sebuah rencana yang digunakan suatu organisasi untuk mengambil keputusan dan menentukan kondisi saat ini untuk melakukan proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini sehingga dapat menghasilkan produktifitas yang lebih baik dalam organisasi. Adapun teknik analisis bisnis dapat digunakan dalam proses ini, termasuk analisi SWOT (Stengths Weaknesss Opportunities Threats), PEST (Political Economic Social Technological) dan STEER (Sociocultural Technological Economic Ecological Regulatory).

Bagan Perencanaan Strategi

Terdapat tiga alasan penting dalam Perencanaan strategis
1.      Perencanaan strategis memberikan kerangka dasar bagi perencanaan-perencanaan lain
2.      Pemahaman terhadap perencanaan strategis akan mempermudah pemahaman bentuk perencanaan lain
3.      Perencanaan strategis merupakan titik pemulaan bagi penilaian kegiatan manajer dan organisasi.


Langkah Perubahan Organisasi

Perubahan organisasi merupakan perubahan yang berkaitan dengan pengembangan, perbaikan, maupun penyesuaian yang meliputi struktur, teknologi, metode kerja maupun sistem manajemen suatu organisasi. suatu organisasi tidak harus melaksanakan suatu perubahan. Hal ini merupakan suatu strategi untuk memenuhi beberapa keseluruhan tujuan dari suatu organisasi.Langkah tersebut terdiri dari :
  • Mengadakan pengkajian : tidak dapat dipungkiri bahwa setiap organisasi apapun tidak dapat menghindarkan diri dari pengaruh daripada perubahan yang terjadi di luar organisasi itu mencakup berbagai bidang antara lain: politik, ekonomi, teknologi, hokum, social budaya dan sebagainya.
  • Mengadakan identifikasi : yang perlu di identifikasi adalah dampak perubahan perubahan yang terjadi dalam organisasi . setiap factor yang menyebabkan terjadinya perubahan organisasi harus diteliti secara cermat sehingga jelas permasalahannya dan dapat dipecahkan dengan tepat.
  • Menetapkan perubahan : sebelum langkah langkah perubahan diambil , pimpinan organisasi harus yakin terlebih dahulu bahwa perubahan memang harus dilakukan, baik dalam rangka meningkatkan kemampuan organisasi maupun dalam rangka mempertahankan eksistensi serta pengembangan dan pertumbuhan organisasi selanjutnya.
  • Menentukan strategi  : apabila pimpinan organisasi yakin bahwa perubahan benar-benar harus dilakukan maka pemimpin orgganisasi harus segera menyusun strategi untuk mewujudkannya.
  • Melakukan evaluasi : untuk mengetahui apakah hasil dari perubahan itu bersifat positif atau negative , perlu dilakukan penilaian. Apabila hasil perubahan sesuai dengan harapan berarti berpengaruh positif terhadap organisasi dan apabila sebaliknya berarti negative.
 



Untuk mencapai sebuah strategi yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja keras dengan system yang telah ditentukan dalam proses perencanaan strategis / strategic planning. Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi. Perencanaan strategi sangatlah penting bagi organisasi tertentu seperti perusahaan untuk mengelola perusahaannya, jika tidak ada perencanaan strategi maka organisasi tersebut tidak memiliki sebuah kepastian untuk organisasinya sendiri. Jika dalam organisasi tersebut tidak mengikuti aturan yang sudah ditentukan dalam perencanaan strategis maka semua yang sudah dilakukan akan hancur dan gagal.